PTK BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membentuk sumber daya manusia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Selain itu, melalui pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berakal dan mempunyai pengetahuan. Hal ini sangat diperlukan untuk menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang diajarkan secara berkesinambungan pada setiap jenjang pendidikan formal dari jenjang sekolah dasar (SD) sampai ke jenjang lanjutan yang lebih tinggi. Bahasa Indonesia di sekolah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, baik dalam membantu menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada peserta didik di sekoalah. Tak heran apabila mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD hingga lulus SMA. Dari situ diharapkan perserta didik mampu menguasai, memeahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis dan berbicara.
Logikanya, selama 12 tahun mereka telah merasakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dibangku sekolah. Selama itu pula peserta didik mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia. Tetapi kenyataannya kualitas berbahasa Indonesia peserta didik yang telah lulus SMA masih saja jauh dari apa yang dicita-citakan sebelumnya, misalnya untuk berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tujuan pengajaran Bahasa Indonesia pada semua jenjang pendidikan adalah membimbing peserta didik agar mampu memfungsikan Bahasa Indonesia dalam komunikasi dengan segala aspeknya.
Pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai beberapa fungsi diantaranya: penggunaan bahasa dengan maksud menjadi anggota masyarakat yang disenangi dan diterima secara baik oleh masyarakat, untuk tujuan praktis seperti meraih ilmu teknologi, mengerakan suatu massa, memperoleh suatu pekerjaan, memperlancar pekerjaan, dan sebagainya. Bahasa gunakan dalam konteks berfikir, mengerti tentang suatu hal, menyimpan pengertian dan mengembangkan pengertian baru, serta digunakan untuk memasuki dan mendalami suatu tata cara dan tata nilai hidup suatu masyarakat.
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan yaitu pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung dimana peserta didik kurang memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru. Hal itu dipengaruhi karena saat proses pembelajaran pendidik cenderung menggunakan metode ceramah dan guru kurang melibatkan peserta didik secara langsung sehingga menyebabkan situasi pembelajaran kurang menyenangkan dan membuat peserta didik menjadi kurang memperhatikan pejelasan guru. Hal ini terlihat dari hasil belajar peserta didik yang masih rendah pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah 60 dari jumlah peserta didik 32 orang, ada 12 0rang 37% yang mendapat nilai diatas 60 dan dan 20 orang (63%) mendapat nilai dibawah KKM.
Proses belajar mengajar yang demikian akan membuat peserta didik menjadi jenuh. Penyampaian materi secara konvensial misalnya ceramah, akan membuat peserta didik jenuh sebagai akibatnya peserta didik malas belajar dan pengaruh hasil belajar akan semakin menurun.
Maka dari itu, setiap proses pembelajaran yang menyangkut materi, metode, media alat peraga dan sebagainya harus mengalami perubahan ke arah pembaharuan. Dengan adanya inovasi tersebut di atas, maka seorang guru akan selalu dituntut untuk lebih kreatif dan inovaitif, terutama dalam menentukan model dan metode, karena model pembelajaran sangatlah penting seperti halnya yang dikemukakan oleh Toeti Soekamto dan Winaputra (Wulandari, 2012) model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
Berangkat dari latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul

“ Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Menggunakan Model pembelajaran Kolaborasi pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sukahurip 02 Kecamatan Sukatani kabupaten Bekasi Tahun Pelajaran 2016/2017”.









       
1.   Identifikasi masalah
Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan pada latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
a.     Kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan.
b.     Kurangnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
c.     Hasil belajar Bahasa indonesia masih rendah.

2.     Analisis masalah
Setelah melakukan analisis masalah, disimpulkan bahwa kondisi tersebut  terjadi akibat  penedekatan dan desain pembelajaran yang nampaknya kurang tepat. Jika dilihat dari penyebab biasanya dari siswa, guru sarana dan prasarana maupun model pembelajaran yang di gunakan. Sebagai solusinya adalah dengan melakukan perbaikan pembelajaran dengan pendekatan dan desain pembelajaran yang berbeda. Metode demonstrasi dan pemecahan masalah nampaknya akan mampu meningkatkan hasil belajar Siswa kelas VI SD Negeri Sukahurip 02 Kecamatan Sukatani Kabupaten Bekasi.
Adapun penelitian ini dilakukan kepada:
1.     Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa-siswi Kelas VI SD Negeri Sukahurip 02 Kecamatan Sukahurip Tahun Pelajaran 2016/2017.
2.     Model pelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kolaborasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia




3.      Alternatif  dan Prioritas Pemecahan Masalah
Sebagai alternatif atas pemecahan masalah “Rendahnya nilai siswa dalam upaya meningkatkan kemampuan dalam meningkatkan kemampuan  siswa berbicara dihadapan orang banyak dan mampu berekspresi dan unjuk kerja” di  kelas VI SD Negeri Sukahurip 02 Kecamatan Sukatani pada materi pelajaran Bahasa Indonesia adalah dengan mengulang pembelajaran pada materi tersebut atau dengan kata lain sebagai perbaikan pembelajaran siklus 1 ,siklus 2 dan/atau bahkan siklus diharapkan dan ketuntasan belajar belum   mencapai standar KKM yang ditentukan .
Perbaikan pembelajaran diprioritaskan kepada siswa–siswa yang belum mampu mencapai nilai minimal 28 Jumlah prioritas siswa yang menjadi sasaran perbaikan, yang bertolak dari nilai prasiklus.

B.    Rumusan masalah
Berdasarkan analisis  masalah maka peneliti dapat merumuskan permasalahan yaitu sebagai berikut:
1.     Bagaimanakah aktvitas pembelajaran Bahasa Indonesia dengan diterapkannya model pembelajaran kolaborasi pada siswa - siswi kelas VI SD Negeri Sukahurip 02 Kecamatan Sukatani tahun Pelajaran 2016/2017?
2.     Apakah ada peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa - siswi kelas VI SD Negeri Sukahurip 02 Tahun Pelajaran 2016/2017?




C.    Tujuan penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:
1.     Untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan diterapkannya Model Pembelajaran kolaborasi.
2.     Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia dengan diterapkannya model pembelajaran kolaborasi pada siswa-siswi Klelas VI SD Negeri Sukahurip 02 Kecamatan Sukatani tahun Pelajaran 2016/2017.

D.    Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia khususnya, dan mata pelajaran lain pada umumnya di SD Negeri Sukahurip 02 Tahun Pelajaran 2016/2017. 
2. manfaat praktis
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut:
a.     Bagi siswa
1). Agar siswa dapat meningkatkan kemampuan aktivitas berbicara peserta didik di kelas maupun diluar kelas
2). Siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya dengan kemampuan berbicara yang baik
3).Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif, kreatif, dan menyenangkan.
b.     Bagi guru/peneliti
1).  Dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas.
2). Peneliti mampu mendeteksi permasalahan yang ada didalam
proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang tepat.
3). peneliti mampu memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas
dalam rangka meningkatkan kemapuan siswa dalam aktivitas berbicara
4). hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk penelitian selanjutnya
c. bagi sekolah
  1). sebagai masukan bagi guru SD dalam mengajarkan kemampuan aktivitas berbicara peserta didik dengan diterapkannya Model Pembelajaran Drill Learning
2). sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang
mengarah pada peningkatan kemampuan siswa di kelas dan di tempat umum
3). sebagai acuan untuk melakukan kegiatan yang sejenis.  











Comments