Jangan Ajarkan Anak Berbohong meskipun dari Hal Kecil

Berbohong adalah salah satu sifat tercela yang harus dihindari, berbohong termasuk salah satu sifat munafik dalam diri seseorang. Tentunya kita pasti ingat ciri-ciri orang munafik itu ada 3 yaitu apabila berkata ia dusta, jika berjanji selalu ingkar, diberi amanat ia khianat.

Dari ketiga ciri tersebut, memang benar berbohong adalah salah satu salah satu ciri orang munafik. Berbohong sering dilakukan setiap orang, walaupun terkadang berbohong bukan atas kehendak hatinya.

Sifat bohong disebabkan dari beberapa faktor, disebabkan dari faktor intern diri sendiri, yang kedua faktor ekstern disebabkan dari kondisi dan keadaan. Suka berbohong dikatakan dari sebab faktor intern adalah sifat buruk bawaan diri seseorang yang telah melekat sebagai tabi'at pribadi yang sulit dihilangkan, sehingga seseorang akan terus berbohong dalam segala hal baik dari pembicaraan maupun perlakuan.
 Sedangkan, sifat bohong disebabkan dari faktor ekstern adalah sifat buruk yang disebabkan oleh kondisi atau keadaan kapan waktu ia harus berbohong. Faktor ekstern ini tidak terlalu membahayakan, namun sifat tercela yang harus dihindari bagi setuap orang. Berbohong juga adalah salah satu perkembangan karakter seseorang, tetapi perkembangan karakternya yang kurang baik.

Kita sebagai orang tua tentunya tidak menginginkan anak-anaknya suka berbohong,bukan?. Sifat berbohong bisa dihindari pada anak sedini mungkin, dengan cara mengajarkan dan menanamkan kejujuran 
pada anak dalam melakukan segala hal dan perbuatan. Namun kita sebagai orang tua harus sadar, sebenarnya kita sering mengajarkan kebohongan pada anak. Coba kita telaah, pernakah anak anda menangis meminta seseuatu?, misalnya saya kasih contohnya anak kita menangis minta eskrim, kita sebagai orang tua tau rasanya eskrim itu enak dan lezat. Kemudian anak sampai merengek-rengek menangis meminta eskrim tersebut, tetapi apa jawaban kita kepada anak, nak eskrimnya tidak enak dan sudah habis si mamangya pun mau pergi?, sebagian orang tua sudah pasti jawabanya seperti itu bukan?.

Di lihat dari kejadian tersebut, secara tidak langsung kita sudah mengajarkan anak berbohong. Semakin anak diajarkan kebohongan, maka anak berbohong menjadi sifat bawaan si anak. Ketahuliah, meskipun kita mengajarkan anak dari kebohongan yang terkecil, maka kebohongan tersebut menjadi hal yang besar anak akan menjadi pembohong ulung.

Mulailah dengan mendidik anak dengan kejujuran. meskipun hal tersebut terlihat sepele namun anak akan terbiasa mendengar kebohongan yang diberikan oleh orang tuanya. Kelak besar nanti, anak akan selalu mengingat memori kebohongan yang telah diberikan orang tuanya terdahulu.

Sebelum anak-anak kita menjadi pembohong besar, alangkah bagusnya kita hindari kebohongan-kebohongan kecil yang sering kita lakukan kepada anak-anak kita. Didik dengan kebenaran meskipun kebenaran tersebut dari hal yang kecil.

Comments